Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Minggu, 30 Desember 2007

Distro Linux Untuk Orang Indonesia




Bukan mimpi bukan banyolan, siapa tahu ada yang ingin mewujudkannya

Cukup tergelitik hati saya untuk membuat tulisan ini. GNU/Linux atau Linux saja, ini yang lebih populer, adalah sebuah Sistem Operasi Open Source yang sering dibandingkan dengan Sistem Operasi Windows™ buatan Microsoft. Tapi saya tidak ingin membandingkan keduanya. Lalu? Saya hanya ingin mencoba melalakukan perkiraan, ya perkiraan, sebuah distro Linux yang cocok untuk orang Indonesia.

Kita mengetahui bahwa Windows adalah sistem operasi yang paling banyak digunakan di dunia, begitu pula di Indonesia. Karena hal itu, para pengguna komputer mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang sama saat mengoperasikan sebuah PC: Windows Minded. Dari antarmuka pengguna, sampai cara instalasi sebuah aplikasi, boleh dibilang dilakukan secara seragam. Instalasi software biasa dilakukan dengan cara mengklik dua kali (double click) file instalasi tersebut (biasanya berbentuk .exe), semua sudah mafhum. Selanjutnya tinggal klik, next, next, next, dan finish.

Di lain pihak, Linux mulai mendapat perhatian sebagai sistem operasi alternatif selain Windows. IGOS, yang dicanangkan pemerintah RI–entah serius entah setengah hati, majalah Infolinux yang muncul awal tahun 2001 (saya pun berlangganan sejak edisi pertama sampai sekarang) juga mempunyai maksud mengenalkan dan mempopulerkan Linux kepada masyarakat Indonesia. Apa hasil yang telah dicapai? Pada awalnya orang tak pernah mengenal Linux. Pada awalnya, hanya ‘orang-orang gila saja’ yang menggunakan Linux, dan saya bagian dari itu, menjadi ‘gila’. Menurut pengamatan saya, Linux mulai memasyarakat pada akhir-akhir ini, ketika hampir semua distro menggunakan kernel 2.6 secara default. Dengan menggunakan versi kernel 2.6, dukungan perangkat keras pada Linux semakin meningkat.

Lalu distro apa yang cocok untuk orang Indonesia? Apalagi dengan banyaknya distro yang beredar makin membingungkan para pemula untuk mencoba Linux. Belum lagi distro-distro buatan dalam negeri.Teman saya yang cukup berminat terhadap Linux punya pertanyaan-pertanyaan (pernyataan-pernyataan) yang cukup mewakilkan kebanyakan pengguna Windows yang ingin mencoba Linux.

1. Bagaimana caranya menginstal Linux? Apakah semudah Windows?
2. Bagaimana menginstal software di Linux? (Katanya .rpm itu mirip dengan .exe di Windows, dahulu, saya juga punya pikiran seperti ini)
3. Apakah linux bisa ‘found new hardware‘ ketika kita menambahkan perangkat keras baru?
4. Apakah Linux bisa mencetak seperti di Windows? Apakah software bawaan printer bisa diinstal di Linux?
5. Apakah Linux bisa buat akses internet? Apakah modem saya bisa digunakan di Linux?
6. Apakah Linux punya aplikasi seperti Microsoft Office?
7. Apakah Linux bisa memainkan berkas .mp3 seperti di Windows? Apakah ada WinAmp di Linux?
8. Game seperti apakah yang bisa dimainkan di Linux? Bisakan Linux memainkan game-game untuk Windows?

Masih banyak pertanyaan lain. Tapi saya coba membatasinya hanya delapan butir saja. Bagi saya pertanyaan-pertanyaan itu cukup mewakilkan kebanyakan orang Indonesia yang ingin mencoba Linux, sangat manusiawi. Karena kebanyakan mereka biasa menggunakan Windows. Dari pertanyan-pertanyaan sepele tersebut, mungkin bisa dijadikan acuan bagi pengembang distro di tanah air untuk membuat distro yang cocok untuk orang Indonesia kebanyakan. Kalau Anda mencari distro yang saya maksud, saya tidak menyediakan jawabannya. Tapi saya hanya ingin mengajak semua para pengembang Linux di tanah air untuk memperhatikan perkembangan distro buatan mereka. Tidak sekedar timbul tenggelam.

Saya berharap distro yang dibangun oleh pengembang Indonesia, memperhatikan hal-hal berikut:

1. Berorinetasi desktop, tapi aplikasi server juga jangan diabaikan begitu saja.
2. Dibangun dari awal (from scratch), gunakan Installer GUI yang ramah pengguna, tapi jangan terlalu banyak memakan sumber daya. Mungkin bisa cek InstallJammer yang digunakan oleh SaxenOS atau bisa contoh instalernya CCUX Linux.
3. Jangan terlalu banyak dependensi, atau kalau mungkin abaikan saja dependensi. Ini karena kebiasaan pengguna Windows yang cukup mengklik .exe saja untuk instalasi sofware. Sertakan saja README bila ternyata sebuah software tergantung dengan software yang lain
4. Gunakan .rpm atau mungkin .deb sebagai manajemen paket, karena pengguna Windows lebih mengenal paket .rpm atau mungkin .deb yang mulai populer bersamaan dengan semakin populernya Ubuntu… hihihihi bukan Debian. Catatatan: .rpm atau .deb hanya sekedar bentuk pemaketan software, jangan terlalu memisah software menjadi kecil-kecil yang bermuara pada dependency hell
5. Sertakan aplikasi pihak ketiga by default seperti Java, Adobe Reader, dan Flash Player
6. Sertakan driver VGA seperti NVIDIA dan ATI, driver printer, juga driver modem internal yang populer di Indonesia.
7. Mendukung format .mp3 atau format multimedia populer lainnya, kebanyakan distro populer seperti OpenSuSE, Ubuntu atau Fedora Core mengharuskan penggunanya untuk mengunduh pustaka mp3 dari internet, minimal menunggu majalah Infolinux memberi ekstra paket untuk ketiga distro tersebut.
8. Untuk aplikasi perkantoran, sebisa mungkin OpenOffice dibuat lebih irit RAM. (Hihihihi)
9. Perbanyak game-game yang menarik, tidak hanya game bawaan KDE/GNOME. (Ayo.. ayo..)
10. Update/Upgrade sebisa mungkin jangan via internet, mahal, lebih baik disertakan pada bonus CCD majalah komputer yang beredar di Indonesia, terutama Infolinux.
11. Jangan lupa, dukungan terhadap distro tersebut jangan terhenti di tengah jalan, seperti kebanyakan distro-distro bikinan orang Indonesia sebelumnya. Viva Open Source/Linux Indonesia!

Ada yang mau menambahkan?
Ini hanya sekedar wacana. Berharap orang-orang yang berkecimpung di Yayasan Penggerak Linux Indonesia mau memperhatikan para pemula Linux. Dan seluruh aktivis Linux Indonesia mau meluangkan tenaga dan waktunya untuk membuat distro khas Indonesia yang ramah pengguna. Distro yang –work out of the box– bekerja tanpa terlalu banyak campur tangan user. Apakah ini mimpi di siang bolong?

Sabtu, 29 Desember 2007

Remastering PCLinuxOS




Cara ini pula yang diadopsi oleh PCLinuxOS, salah satu LiveCD turunan Mandriva. PCLinuxOS tidak menyediakan rpm sebagaimana layaknya pada Mandriva untuk mengelola paket-paketnya, tapi menggunakan apt (dari konsol) atau synaptic (dari X). Remastering PCLinuxOS adalah cara termudah yang pernah saya temui untuk membuat LiveCD turunan yang bisa kita sesuaikan isi aplikasinya dengan yang kita butuhkan. Berikut ini adalah tahap-tahap remastering PCLinuxOS:

1. Siapkan hardisk kosong atau ruang hardisk yang cukup, buat dua partisi utama: ext3 dan swap.
2. Partisi root (/) sekurang-kurangnya 3GB (sesuai aplikasi yang akan anda butuhkan, dan partisi swap sekurangnya 2 GB.
3. Booting komputer anda dengan CD PCLinuxOS (download atau beli).
4. Install PCLinuxOS pada hardisk anda dengan klik ikon Live-CD install di desktop.
5. Ikuti setiap langkahnya, sampai PCLinuxOS terinstall pada hardisk dan boot.
6. Lakukan perubahan yang diinginkan, misal: meng-uninstall aplikasi yang tak diperlukan (dgn synaptic), menambah/mengurangi atau mengubah setting user, mengubah tampilan:wallpaper,style,icon,window-decoration dsb.
7. su dari konsol.
8. mklivecd misal: mklivecd cahangonix.iso (option tambahan mklivecd bisa anda baca pada dokumentasinya).
9. buka K3b burn iso image hasilnya pada CD.
10. Booting dengan CD hasil burn, maka kita sudah akan mendapatkan hasilnya.

Nah, bagaimana jika kita ingin menambahkan paket-paket yang kita perlukan? Inilah cara Debian yang digunakan. PCLinuxOS perlu meng-update dulu daftar dan index paket-paketnya dari mirror-mirror yang tersedia. Berikut ini adalah tahapannya:

1. su dari konsol.
2. edit /etc/apt/sources.list seperlunya ( ubah jika ada sebuah site mirror yang tak bisa diakses ketika apt). Contoh mirror di sources.list:rpm http://distro.ibiblio.org/pub/linux/distributions/texstar/pclinuxos/apt/ pclinuxos/2004 os texstar updates
3. apt-get update.
4. Jika mau mencari paket tertentu yang terbaru, misalnya kopete, lakukan: apt-cache search kopete.
5. Jika mau install paket tertentu yang terbaru, misalnya quanta, lakukan: apt-get install quanta.
6. Setelah perubahan konfigurasi, instalasi, deinstalasi dilakukan, untuk membuat LiveCD lagi lakukan tahapan-tahapan diatas mulai dari mklivecd dari user root (su).
Dengan RAM 256MB, sudah cukup lumayan untuk mengkonfigurasi dan me-remaster PCLinuxOS. Memahami filosofi Linux penting, mendiskusikan Linux juga penting, tapi lebih penting lagi untuk segera mencobanya. Mau beli CD-nya atau download terserah, apa lagi yang ditunggu jika semua sudah semudah dan semurah itu?

Selasa, 25 Desember 2007

Memilih Linux untuk Pemula

Bagi kebanyakan orang Linux adalah barang aneh, namun sejak "booming" razia penggunaan software bajakan sistem operasi ini naik daun.
karena sistem operasi opensource (lebih kita kenal sebagai sistem operasi gratis) ini walaupun gratis memiliki kemampuan setara dengan Microsoft Windows yang apabila kita beli CD originalnya yah lumayan mahal untuk ukuran ; misal seperti saya ini yang pengangguran (he he he maklum terlalu sering berkutat dengan linux, eits gak boleh protes alias emang gak ada hubungannya, maybe)
Sebelum kita menggunakan sistem operasi murah meriah ini tapi gak murahan, alangkah baiknya apabila kita melongok dulu apa saja yang perlu kita persiapkan untuk menggunakannya.






Kenapa Linux?
Sepanjang perkembangannya sistem operasi ini bukanlah sistem operasi yang dapat dipandang sebelah mata. Berawal dari sistem operasi yang "Server Oriented" sistem operasi ini sangat stabil, mampu beroperasi berminggu-minggu tanpa mengalami gangguan.
Linux mulai melirik dunia desktop (end-user) terjadi sejak Redhat memperkenalkan sistem installasi dan pengoperasian yang sangat mudah dan GUI oriented. Sejak itu pula banyak pengembang Linux turut meramaikan dunia desktop, baik dengan membuat interface yang mudah dioperasikan seperti GNOME, KDE, ICEWM, XFCE maupun melakukan pembenahan didalam sistem operasi Linux itu sendiri.
Alasan orang untuk menggunakan sistem operasi inipun bervariasi, ada yang dikarenakan sistem operasi ini jauh lebih stabil dibandingkan sistem operasi yang selama ini digunakannya, ada yang membutuhkannya karena kemampuannya beroperasi tanpa perlu di install, bahkan ada yang menggunakannya karena alasan menghindari razia penggunaan software bajakan yang marak belakangan ini.
Memilih Linux
Linux sebagai sistem operasi opensource memungkinkan banyak orang untuk turut berpartisipasi dan ini merupakan salah satu kelebihan Linux sebagai sistem operasi, banyak variasi dan aplikasi yang dapat anda temukan. Namun bagi pemula, banyaknya variasi atau lebih dikenal sebagai distro ini dapat membuat bingung. Kurangnya pemahaman tentang Linux ditambah banyaknya variasi dapat membuat seorang pemula menjadi kaget dan mengurungkan niatnya untuk mencicipi sistem operasi ini.
Pada dasarnya memilih distro bukanlah hal yang menakutkan. Hal pertama yang perlu kita ketahui untuk memilih distro adalah mencari tahu apa yang ingin kita dapatkan dari Linux. Berbeda dengan sistem operasi Windows yang secara umum dapat digunakan untuk semua kebutuhan, memilih distro Linux lebih mudah dilihat berdasarkan tujuan penggunaannya itu sendiri (walaupun tiap distro memiliki karakteristik tersendiri bukan berarti distro tersebut tidak dapat digunakan untuk penggunaan lain), apakah akan digunakan sebagai sistem operasi server, sistem operasi multimedia, sistem aplikasi perkantoran, atau penggunaan sistem operasi lainnya.
Linux sebagai sistem operasi server
Hampir semua distro Linux dapat digunakan sebagai server, namun ada beberapa distro yang memang dibuat untuk dikhususkan sebagai server, baik untuk digunakan sebagai gateway maupun end server (web server, data server, dll).
Ada dua pendekatan untuk pemanfaatan Linux sebagai server, pendekatan pertama adalah berupa console-base (tampilan yang anda lihat adalah teks seperti biasa anda lihat pada tampilan dos), Clarckconnect, Astaro dan banyak distro lainnya termasuk dalam kelas ini, dan pendekatan kedua adalah berupa gui-base (tampilan seperti microsoft windows), RedHat Enterprise, Gibraltar dan banyak distro lainnya termasuk dalam kelas ini.
Linux sebagai sistem operasi multimedia dan games
Yang dimaksud disini adalah penggunakan Linux sebagai sistem operasi yang lebih banyak penggunaan multimedia. Distro yang di khususkan untuk gamer adalah SuperGamer-1, StartCom MultiMedia Edition 5.0.5, distro yang dibuat khusus untuk musisi adalah Musix. Anda dapat menggunakan Wine, CrossOver, Cedega untuk menjalankan game Windows didalam Linux.

Linux untuk aplikasi perkantoran
Untuk menggunakan aplikasi perkantoran (istilah umumnya adalah untuk penggunakan ketik-mengetik) dapat menggunakan VectorLinux SOHO, Ubuntu, SimplyMepis, dan Xandros (Xandros adalah distro yang memang dibuat untuk mempermudah migrasi bagi pengguna Windows, namun distro ini hanya cocok untuk digunakan pada komputer high-end dengan memori minimal 256), Untuk penggunaan Microsoft Office, alternatif yang dapat anda gunakan adalah OpenOffice (aplikasi paling populer), KOffice, AbiWord, dll. Untuk disain grafis bisa memanfaatkan GIMP (Photoshop), Blender (3DMax), QCad (AutoCAD) dan lainnya.

Linux untuk penggunaan lainnya
Pada dasarnya distro Linux bisa digunakan untuk apa saja, tergantung aplikasi/paket yang tersedia didalam distro tersebut. Apabila aplikasi/paket yang Anda inginkan tidak tersedia didalam distro yang digunakan, Anda dapat men-download langsung melalui tools yang tersedia didalam distro tersebut ataupun melalui website/komunitas pengguna distro tersebut.
Adapun hal yang perlu diingat dalam memilih distro Linux adalah Linux bukan Windows, tidak semua aplikasi/hardware yang dapat jalan di Windows dapat jalan dengan baik di Linux, begitu pula sebaliknya, tidak semua aplikasi/hardware yang beroperasi di Linux dapat anda temukan di Windows (fair bukan?)
Bagi pengguna Windows yang akan bermigrasi hal yang perlu dipikirkan adalah mencari aplikasi alternatif sebanding untuk aplikasi yang biasa digunakan didalam Windows. Namun apabila Anda tidak dapat menemukan aplikasi alternatif yang sebanding, anda dapat mencoba emulator Windows seperti Wine, Crossover, Cedega untuk mengoperasikan sistem operasi Windows sehingga aplikasi Windows dapat beroperasi di Linux.
Beberapa catatan tambahan:
1. Untuk lebih membantu Anda dalam memilih distro yang tepat, Anda dapat mencoba kuesioner dialamat berikut: Zegenie Studio
2. Untuk melihat review berbagai distro anda dapat menggunakan Distrowatch sebagai acuan, dan untuk anda yang ingin melihat screenshot Linux bisa melihatnya di OSDir.
3. Komunitas Indonesia yang cukup aktif dan dapat membantu memecahkan masalah Anda adalah Linux.or.id dan AWALI.org.
4. Distro adalah Variasi Linux, terdiri dari sistem operasi dan berbagai paket aplikasi yang dikumpulkan menjadi satu kesatuan.
5. Emulator adalah Program yang dibuat untuk mengemulasikan/membuat seolah-olah sistem operasi/perangkat yang diemulasikan.
Jangan Pernah Ragu & Takut untuk mencoba LINUX


Merestorasi Bootloader (GRUB)

apabila kita menemui tampilan sebagai berikut :
Boot from Hard Disk 0 failed
FATAL : Not a bootable disk
maka besar kemungkinan GRUB telah rusak dari Master Boot Record (MBR), dan tidak bisa melakukan booting secara langsung dari harddisk. ini artinya sebagian atau seluruh isi MBR tertimpa oleh suatu program lain atau operasi tulis yang secara manual tidak sengaja kita lakukan malah mengarah ke MBR.





cara termudah untuk mengatasi masalah ini adalah menggunakan Linux LiveCD seperti Damn Small Linux (DSL) atau Knoppix. langkah yang harus dilakukan :
1.Boot PC dengan Linux LiveCD, jika memungkinkan pilih mode console agar booting bisa dipercepat (runlevel 2 atau 3).
2.mount partisi yang berisi root file system (bukan /home atau partisi lainnya) ; buat subdirektory dahulu di /mnt
#mount /dev/hda1 /mnt/hda1
3.gunakan perintah chroot agar seolah-olah kita sedang bekerja dalam instalasi Linux didalam harddisk
#chroot /mnt/hda1
4.jalankan shell grub
#grub
akan terlihat pesan adanya deteksi drive lewat BIOS, tunggu sebentar sampai proses ini selesai
jika selesai, ketikkan
root (hd0,0)
setup (hd0)
5.perhatikan pesan-pesan yang muncul, pastikan semua tahap berjalan dengan sukses. kesalahan biasanya terjadi jika kita salah menentukan root device lewat perintah root yang berakibat gagal ditemukannya file-file pendukung instalasi GRUB termasuk file 'grub.conf'
6.gunakan perintah find dan cek satu/dua file pendukung GRUB, misalnya
root(hd0)
find /boot/grub/stage1
berdasar output perintah tersebut, dapat ditentukan partisi mana yang harus dijadikan root.


Mengakses Partisi Linux dari Windows Vista

Saat ini PC saya dual boot: Windows Vista dan Linux Ubuntu. Kadang-kadang saya butuh untuk mengakses file di Windows dari Linux, dan mengakses file di Linux dari Windows.
Untuk kebutuhan yang pertama, si Ubuntu Gutsy Gibbon sudah menyediakan fitur auto-mount untuk partisi NTFS pada Windows yang ingin saya akses. Pilih saja partisi NTFS yang ingin dibaca, klik dua kali dan partisi tersebut akan di-mount secara otomatis dan tinggal digunakan.
Untuk kebutuhan yang kedua, saya harus mendownload aplikasi tambahan, explore2fs. Aplikasi kecil ini memungkinkan partisi Linux diakses dari Windows. Memang banyak aplikasi sejenis, tapi sejauh ini, yang bisa dijalankan dari Windows Vista hanya aplikasi ini.

Mengakses File Windows dari Linux




Secara default sistem linux tidak dapat mengakses Windows, tapi beberapa distro terbaru seperti Ubuntu terbaru vesi 7.40 hal itu sudah dapat diatasi, bagaimana dengan distro lain? jangan khawatir anda dapat mendownload file ntfs-3g untuk dapat mengkases partisi dan file windows tanpa harus restart
sebagai percobaan penulis menggunakan distro Igos Nusantara yang belum support File sistem NTFS
langkah awal pastikan anda login sebagai root
[bayupatriatmanto@localhost ~]$ su -
download file fuse, fuselib dan ntfs-3g dari source code dan ekstrak sesuai keinginan anda untuk lokasi donlot googling aja yah
langkah kedua : Install masing-masing file diatas
beri perintah:
[root@localhost ~] #rpm -ivh fuse x.x. versi .rpm — untuk file rpm
beri perintah tar xzvf fuse x.x tar.gz —untuk tarbal tar
Langkah ketiga : install paket ntfs-3g
[root@localhost ~] # rpm -ivh ntfs-3g.rpm
buatlah sebuah direktori dimana partisi windows akan di mount
[root@localhost ~]# mkdir /media/windows —- letak partisi windows akan di mount
langkah ke empat : mount partisi windows umpama partisi windows ada pada /dev/hda1
[root@localhost ~]# mount /dev/hda /mnt
[root@localhost ~]# ls -/mnt
langkah ke lima : edit file /etc/fstab
[root@localhost ~]# vi /etc/fstab
tambah baris berikut ini
/dev/hda1 /media/windows ntfs-3g umask=000 1 2
langkah ke enam : aktifkan file fstab
[root@localhost ~]# mount -a
terakhir lihat file fstab
[root@localhost ~]# cat /etc/fstab
coba anda buka direktori mount / letak dimana tadi kita mount partisi windows untuk contoh dikomputer penulis berada di /media/C
[root@localhost ~]# ls /media/C
untuk contoh diatas berarti mount point windows dapat kita lihat di /media/windows
[root@localhost ~]# ls /media/windows
selamat mengutak-atik

Panduan Memilih Distro Linux

Pengen pakai Linux, tapi kok ada Fedora ,Mandriva, openSuse, Slackware, Debian dll ? Pasti bingung, pusing, ragu, wajarlah memang seperti itu kesannya, nah terus ... pilih yang mana ? Jangan khawatir. Ibaratnya, Linux itu masakan padang. Restoran boleh beda, rasa dan harga dijamin nggak beda jauh sebab resep dan bahan dasarnya beredar bebas. Kalau mau anda bisa racik dan masak sendiri, lalu buka restoran (distro) baru.

Buat anda baru mau mencoba, ini distro yang enak :

  • Fedora : Solid, serbaguna, paling banyak dipakai di Industri. Buku/artikel Linux biasanya pakai Fedora untuk contoh. Demikian pula paket-paket komersial biasanya lulus uji coba di Redhat. Fedora bisa dipakai buat dekstop pemakai office, workstation buat programming, maupun server.
  • Mandriva: Dulu distro ini dikenal dengan nama Mandrake semenjak join alias gabung dengan Connectiva namanaya jadi ya sekarang ini Mandriva. Secara umum mandriva kuat buat bekerja office, main multimedia, maupun game. Tapi kurang afdol buat programming atau jadi server.
  • openSuse: Desktop Fedora dan Mandriva di-dominasi warna biru. Kalau anda suka warna hijau, pilih openSuse. openSuse ini distro orang Eropa. Pembangunnya anak-anak muda yang penuh semangat dan rada fanatik. Jadi distronya komplit sekali, semua ada. Keuntungannya, anda bisa coba macam-macam. Kalau anda rakus cicip ini cicip itu tanpa tahu ilmu meraciknya, tahu-tahu komputernya hung nggak jelas dimana salahnya.

Kalau anda sudah mahir, biasanya akan turun coba-coba ngoprek dalamannya Linux. Anda bisa bertahan di Fedora (seperti saya ini yang suka banget dengan Red Hat tapi agak malas nyoba distro yang laen), atau mencoba:

  • Debian, katanya distro para hackers, jadi lebih kuat ke server. Desktop juga ada tapi belum di make up seperti Fedora/Mandriva/openSuse.
  • Slackware. Ini distro Linux generasi tua, jadi dalaman-nya pakai gaya BSD. Namun mulai versi 8 (atau 7, lupa ) mulai ikut gaya sys-V yang umum di distro Linux lain.
  • Gentoo. Khusus hackers yang punya komputer kenceng. Semua paket masih dalam bentuk kode sumber (binary), anda harus kompilasi dan install manual sendiri.
  • Linux from scratch. Distro kode sumber juga, tapi lebih sederhana dibanding Gentoo. Enak kalau mau belajar masak untuk buat distro sendiri.

Sementara itu kalau mau pasang server Internet betulan, sebaiknya anda pakai distro khusus. Distro-distro ini sudah dibuat supaya ringan, efisien dan aman. Contohyna:

  • Trustix. Distro turunan Redhat, versi Indonesianya ada (Truestix Merdeka). Bisa buat firewall dan server.
  • Clark Connect. Distro turunan Redhat juga, diambil BASE dan paket-paket khusus server, lalu dibuatkan firewall. Bisa buat firewall dan server.
  • Smoothwall, khusus buat firewall.

Kalo untuk warnet sisi client bisa coba :

  • Dewalinux : distro ini turunan dari XUBUNTU (distro ubuntu dengan desktop XFCE), launching-nya pas bareng Gutsy Gibbon release, kebetulan juga ini karya anak bangsa (he he dan secara kebetulan saya kenal dengan Mr. Sudarko sang remaster-nya), tampilannya theme nya juga mirip XP/Vista (OS sing regane luarang puol dan ndak secure seperti Linux, tapi saya pribadi kagum juga sama Mr. Bill Gates selain sang Master Linux Linus Trovalds), distro ini termasuk ringan karena pake desktop XFCE, selain itu juga sudah ada emulator WINE, jadi bisa jalanin aplikasi yang ada di MS W*****S, jadi cocok buat newbie yang mau migrasi
  • Zencafe : distro ini cocok banget buat yang punya usaha warnet, simply & easy & turunan dari Zenwalk
  • Blankon : distronya cah Yogya (wonderful), katanya menurut sumber yang ndak resmi (kalo intelejen kan resmi he he) distro ini bakal dibuat juga untuk edisi warnet dari sisi client

Untuk tahu distro lainnya, lihat distro watch

Sementara itu, setelah pilih distro, dari mana bisa dapat software-nya ?

  • Cari teman yang sudah punya, lalu copy CD/DVD-nya pakai CD/DVD Writer. Halal kok. Nggak akan dianggap mbajak.
  • Beli saja CD-nya, misal kalo pake ubuntu langsung aja request ship it di web nya, atau kontak aja saya di http://bakulan-linux.blogspot.com he he he
  • Di Download file ISO, terus anda bakar sendiri CD-anda. Distro kecil seperti trustix / Clarckconnect biasanya dibawah 200MB. Tapi distro besar dengan DVD. openSuse itu sekitar 3 DVD, sudah pasti ber byte-byte. Ayo yang jago matematik, berapa lama downloadnya kalau pakai modem 56 KBps ? (ha ha makanya pake ADSL atau nembak ke hotspot (wajanbolic technology)



Menyiapkan ruang harddisk (partisi) untuk Linux. Kondisi awal: sebuah harddisk dengan seluruhnya OS Microsoft Windows NTFS/FAT.

Kondisi awal:

"sebuah harddisk yang seluruhnya berisi Microsoft Windows (=NTFS/FAT)."

A. Persiapan
1. Sebelumnya pastikan Anda sudah menjalankan chkdsk pada command prompt di MsWin. Buka command prompt dengan Start > Accessories > Command Prompt atau Start > Run > Ketikkan "Cmd" dan beri Enter.
2. Ambil CD-1 "Mandriva 2007 Free", (saya mencoba menggunakan Mandriva free edition) selanjutnya disingkat CDMDV, masukkan ke dalam CDROM drive untuk dipakai pada boot berikutnya.
3. Shutdown komputer Anda.
4. Start komputer Anda dan dengan CDMDV sudah di dalam CDROM Drive.
Maka komputer akan boot dari CDROM dan menjalankan Installer Mandriva.
5. Pada dialog "Language Choice", pilih English(American) atau Indonesia, terus gerakkan masuk ke tombol Next dan klik di situ.
6. Pada dialog "License Agreement", pilih Accept, kemudian Next
7. Pada dialog "Security Level", pilih High [atau apa saja], kemudian Next
8. Kemudian kita masuk ke dialog "Partitioning" yang kita butuhkan untuk mempartisi (=membagi ruang harddisk).

B. Mempartisi
1. Untuk mengambil sebagian ruang kosong pada MsWin untuk diisikan Linux, maka pada dialog "Partitioning" ini pilih:
"Use the free space on th Microsoft Windows (R) partition", kemudian klik Next
2. Muncul "Warning" yang mengingatkan Anda untuk menjalankan chkdsk terlebih dahulu, kalau sudah Anda lakukan, klik Next. Kalau belum Anda perlu melakukannya terlebih dahulu, (kembali ke langkah A.1).
3. Muncul sebuah dialog "Which size do you want to keep for Microsoft Windows(R)" pilih ruang yang Anda mau sisakan untuk MsWin, misalkan 2000 (=2 GB). Caranya adalah menggeser dengan mouse slider warna biru sampai ke kira-kira 2000, kemudian untuk menaikkan dan turunkan yang halus, gerakkan panah kiri atau kanan. Setelah selesai, klik Next.
4. Mandriva akan me-resize partisi MsWin Anda dan sisa ruangan harddisk akan dibuatkan partisi-partisi linux. (Akan memakan waktu cukup lama).
5. Akan muncul suatu informasi bahwa ketika Anda menjalankan MsWin Anda kembali, akan MsWin akan menjalankan checkdisk (chkdsk) secara otomatis
6. Partisi-partisi linux akan dibuatkan oleh Mandriva.
7. Untuk melihat partisi-partisi yang telah dibuat, pada posisi ini kita restart komputer dengan Ctrl-Alt-Del atau tombol "Restart" pada CPU.
8. Ulangi langkah A-4 sampai bertemu dialog "Partitioning (A-8)".
9. Pilih "custom disk partitioning"
10. Akan terlihat pembagian kira-kira:
hda1 : MsWin, hda5: journalised FS ext3, hda6: swap, hda7 journalised FS ext3.
11. Bila ingin membuat partisi sendiri, berikut adalah patokan untuk besar partisinya:
a. swap: besarnya 2x RAM komputer Anda, misalnya RAM Anda 512MB, maka swap = 2x512 MB= 1024 MB.
b. journalised FS ext3 yang pertama besarnya kl. 6-10 GB (untuk menyimpan system linux dan program-program, istilah linuxnya: "/")
c. journalised FS ext3 yang kedua besarnya kl. 6-10GB (untuk menyimpan data-data, istilah linuxnya "home"). untuk bermain-main dengan linux besarnya boleh kecil saja, sekira 1GB sudah cukup.
12. Selesai, partisi sudah siap dipakai. Ingatkan nama-nama partisi yang sudah dibuat dan besarnya, misal
hda5 ext3 2 GB,
hda6 swap 1 GB,
hda7 ext3 1,4 GB.
Bila Anda ingin memasang beberapa macam linux, partisi swap dan home bisa dipakai bersama, jadi tidak perlu dibuat untuk linux yang lainnya lagi. Untuk linux yang lain cuma perlu dibuat sebuah partisi tambahan, yaitu partisi sistem dan program tambahan. Jangan lupa mencatat nama-tipe-besar partisi dan diingat peruntukkannya pada secarik kertas.
13. Shutdown komputer Anda.


Bookmark



Mount USB flashdisk di Distro Slackware

Distro Slackware (versi 10) memang sedikit berbeda dengan distro lainnya yang lebih user friendly. Distro Knoppix, Mandrake dan Suse memang sudah dapat mengenali perangkat keras dengan lebih baik dan memudahkan penggunannya.

Untuk dapat membaca dan menulis flashdisk di Slackware harus menggunakan perintah secara manual, yaitu dengan menggunakan perintah mount. Flashdisk di GNU/Linux dikenali dengan sda, untuk harddisk dengan hda.

Pertama buatkan sebuah direktori untuk mount point dari device usb:

# mkdir /mnt/usb

Kemudian jalankan perintah:

# mount /dev/sda1 /mnt/usb

atau jika flashdisk tidak bisa ditulisi, umount terlebih dahulu flashdisk dengan perintah

# umount /mnt/usb

kemudian jalankan perintah mount dengan ditambah opsi rw (read dan write)

# mount -o rw /dev/sda1 /mnt/usb

Untuk memastikan flashdisk sudah terbaca atau belum masuk kedirektori usb dan kemudian gunakan perintah ls untuk melihat isi dari flashdisk.

# cd /mnt/usb
# ls

bisa juga menggunakan perintah

# mount
# df

Catatan: Karena lubang atau port usb itu ada banyak maka ganti sda1 dengan yang lainnya jika belum bisa terbaca. Misal :

# mount /dev/sda /mnt/usb
# mount /dev/sda2 /mnt/usb
# mount /dev/sda3 /mnt/usb

dan seterusnya, sesuai dengan jumlah port usb yang ada dikomputer.




Kamis, 13 Desember 2007

gOS

The gOS distribution is based on the Ubuntu 7.10 distribution. It uses the Enlightenment 17 window manager instead of the usual GNOME or KDE desktops, allowing for lower memory and speed requirements. Therefore gOS starts to work reasonably well on systems as low end as a 1GHz Pentium III with 256MB RAM. Due to the fact it leans heavy on on-line applications built on Web 2.0 and AJAX technology it also does not use much hard disk space for applications, the whole system fits comfortably in less than 2 GB of hard disk space. Also many of the documents created with gOS, such as Google Docs documents, can be saved on Google servers instead of on the local hard disk, so gOS can work with very small hard disks. In this respect a gOS PC has many similarities with a Thin client. gOS primary features include a Mac OS X-like Dock featuring icons for the following applications: Firefox web browser, Google Mail, Google News, Google Calendar, Google Maps, Google Docs and Spreadsheets, Froogle, the Blogger YouTube and Facebook online communities as well as Meebo to online chat with Yahoo! Messenger and Windows Live Messenger users, Rhythmbox (ITunes like program for music and radio), Skype, Wikipedia, and the Xine media player. The rightmost icon is for Faqly, a system developed for gOS to offer a built-in online community based help system. Other programs can be added to the Dock as well. gOS also supports mini applications that run on the desktop, such as the clock. Also available are a number of card, board and puzzle games, the photo and picture editing program the Gimp and the OpenOffice.org office suite. Google desktop search is integrated into the top right-hand corner of the desktop. gOS is still in the alpha stage and is missing some features, the most obvious being a trashcan.

Geubuntu

Geubuntu adalah sebuah system operasi yang cukup lengkap & fungsional dan salah satu distro turunan Ubuntu. Geubuntu, adalah sebuah proyek pengembangan yang dicipta & didesain oleh Luca D.M. (aka TheDarkMaster), sempurna sebagai OS desktop, Laptop PC ataupun sebagai Virtual Machine. Geubuntu menggabungkan kemudahan, kesederhanaan dan kehandalan dari distro Ubuntu and bagian dari Gnome Desktop dimana dilengkapi desktop yang sangat indah yaitu Enlightenment DR17. Geubuntu akan menjadikan pengalaman baru bagi para pengguna E17 Desktop di masa lalu. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Enlightenment DR, saya menyarankan untuk melihat ke situsnya (http://www.geubuntu.intilinux.com). Dari sisi pengguna, E17 hadir dengan keindahan yang menajubkan dengan kelengkapan libraries, Desktop dan kumpulan aplikasi/software bawaanya.

Rabu, 12 Desember 2007

Linux untuk Kerja Sehari-hari dan Multimedia

Anda mungkin pernah mendengar pertanyaan-pertanyaan seperti ini, atau Anda sendiri pernah
berpikir untuk bertanya hal-hal serupa.
1. Buat apa Anda pakai Linux, kalau dengan Windows sudah bisa?
2. Apakah Linux dapat membaca file-file Windows?
3. Dapatkah Linux sebagai komputer multimedia?
4. Dapatkah Linux untuk bermain game?
5. Buat apa membeli, apalagi membajak Windows, kalau Linux bisa?
Linux dan Virus
Salah satu permasalahan dunia komputer saat ini, dengan berkembangnya Internet yang luar
biasa cepat, adalah virus. Hampir semua virus yang menyerang pengakses Internet adalah virus
untuk komputer berbasis MS Windows. Akibatnya, pengguna Windows harus selalu siap menderita
atau kecewa karena terganggu virus-virus.
Berbahagialah pengguna komputer berbasis Linux, karena sangat sulit virus berkembang di
komputer desktop Linux. Virus yang dibuat untuk Windows tidak merusak Linux. Bukan berarti
tidak ada virus di Linux, namun virus (lebuh tepat disebut worm atau cacing) yang pernah ada,
hanya menyerang server Linux yang kurang terawat atau terlambat di-update keamanannya.
Linux dan GUI
Tidak seperti Windows, yang hanya memiliki SATU GUI (Graphical User Interface). Misalnya,
Windows XP hanya memiliki GUI XP. Windows tidak bisa berganti-ganti GUI atau menjalankan
beberapa GUI secara bersamaan, TANPA RESTART. Windows, sesuai namanya, tidak bisa hidup
tanpa GUI.
Linux tidak punya Windows, tapi Linux punya “window-window” atau X-Window. Artinya,
secara bersamaan, kita dapat menjalankan beberapa GUI, misalnya KDE (mirip Windows XP),
GNOME (mirip Windows Me), IceWM (mirip Windows 95/98), fvwm (mirip Windows 3.11), dan
lain-lain. Lebih hebat lagi, Linux dapat hidup tanpa GUI. Server-server berbasis Linux, misalnya
mail server qmail yang setara MS Exchange server, dapat bekerja dengan baik pada komputer
Pentium I atau yang lebih kuno, dengan RAM 64 MB atau lebih kecil. Linux memiliki TUI (Text
User Interface) untuk mengadministrasi sistem, misalnya YaST dari SUSE yang dapat berjalan
tanpa X Window.
Linux dapat memiliki GUI seperti Windows XP dengan hardware yang setara dengan syarat
untuk Windows XP, misalnya minimal Pentium III, RAM 128 MB, dan sebagainya.
Linux dan Aplikasi Perkantoran
Aplikasi perkantoran yang populer di dunia Windows saat ini adalah MS Office. Sebenarnya, di
Windows juga ada office selain MS Office, misalnya WordPerfect, Lotus, AbiWord, dan
OpenOffice. AbiWord dan OpenOffice juga open source atau free software, seperti yang tersedia
untuk Linux.
Aplikasi perkantoran di Linux juga mulai mendekati kemampuan MS Office, misalnya
OpenOffice, yang paling populer saat ini karena sangat kompatibel dengan MS Office. Ada juga
yang lengkap, namun belum memenuhi keinginan mantan pengguna MS Office karena belum
1 / 2
sepenuhnya kompatibel, misalnya KOffice dari KDE. AbiWord dan Gnumeric yang mendekati
kesetaraan dengan MS Word dan MS Excel juga tersedia bebas di Linux.
Sayangnya, pengguna MS Access tidak menemukan database yang sangat mirip Access di
OpenOffice. Namun, OpenOffice dapat mengakses MySQL atau PostgreSQL melalui ODBC,
sehingga ada “peluang” pengguna MS Access untuk meningkatkan kemampuannya ke databse
SQL, tapi bukan ke MS SQL.
Linux dan Multimedia
Inilah kekuatan Linux yang tidak terbayangkan oleh Linus Torvalds pada saat pertama membuat
kernel (inti sistem operasi) Linux. Linux saat ini telah merambah ke dunia multimedia, mulai dari
sekadar multimedia player, audio dan video editor, hingga animator atau untuk pembuatan film
seperti Shrek 1 dan Shrek 2 yang sangat terkenal itu.
Sebagai player, atau pemutar lagu dan video, Linux membutuhkan spesifikasi yang tidak terlalu
berat. Untuk menjalankan audio-CD (CDA), file MP3 atau OGG, Linux dapat bekerja pada
komputer 486 dengan RAM 32 MB, tentu saja tanpa GUI yang indah. Beberapa pemutar lagu itu
antara lain mpg123, ogg123, cdplay, dan playmus. Bahkan untuk memutar lagu dan video (DVD,
VCD atau DAT, dan MPEG), Linux dapat bekerja tanpa harus menginstal ke harddisk, misalnya
Inul-Linux, yaitu distro Linux e-Movix, yang berisi sistem operasi Linux dan Mplayer, dengan
ukuran totalnya hanya sekitar 7 MB.
Masih dengan harddware rendah, Linux dapat berfungsi sebagai audio editor, misalnya dengan
ecasound. Dengan spesifikasi hardware yang baik, Linux juga dapat digunakan untuk mengedit
audio di X Window seperti Audacity, atau mengedit video dengan Cinelerra, CinePaint,
iMeraEditing, dll.
Untuk urusan multimedia grafika, Linux memiliki banyak pilihan untuk membuat atau mengedit
gambar. Ada GIMP untuk mengolah gambar bitmap atau raster, ada Sodipodi untuk melukis
gambar vektor, dll. GIMP setara dengan Photoshop dan sejenisnya, sedangkan Sodipodi setara
dengan CorelDraw, FreeHand, dll.
Linux dan Game
Banyak game yang dibuat untuk Windows dan Linux, misalnya Quake III Arena dan Unreal
Tournament dan game-game sejenis. Pembuat game open source juga menyediakan game-game
menarik di Linux.
Game di Linux memang belum sebanyak game di Windows. Namun, dengan Wine (emulator
Windows), kita dapat memainkan game Windows di Linux. Dengan emulator lainnya, kita juga
dapat memainkan game Dingdong dan PlayStation (PS) di Linux.
Penutup
Tidak diragukan lagi, Linux telah dapat digunakan sebagai sistem operasi untuk bekerja sehari-hari.
Dengan keterbatasannya saat ini, Linux telah mampu menggantikan sistem operasi lainnya untuk
multimedia, bahkan untuk membuat film dengan menggantikan super komputer.
Daftar perbandingan aplikasi di Windows dan di Linux dapat dilihat di
http://linuxshop.ru/linuxbegin/win-lin-soft-en/.
2 / 2



Mengakali Akses Internet Agar Murah

Mungkin sebagian besar dari kita sudah mengetahui tentang keberadaan WARNET di banyak tempat di Indonesia. Pada hari ini menurut data yang terdaftar di http://www.natnit.net jumlah Warnet di seluruh Indonesia sekitar 1200 buah dengan konsentrasi 600-an buah di Jakarta saja. Perkiraan kasar, kemungkinan besar jumlah WARNET yang ada melebihi 1200-an tsb karena setiap hari paling tidak ada 4-10 warnet yang mendaftar ke natnit.net demikian laporan rekan Chacha salah seorang direktur natnit.net.

Sebetulnya konsep dasar dari WARNET adalah menggunakan secara bersama-sama sebuah saluran / pipa ke Internet yang kemudian di bebankan kepada pengguna WARNET sehingga biaya secara keseluruhan menjadi murah. Sebagai gambaran, biaya telepon lokal dan ISP per jam adalah sekitar Rp. 10.000 / jam. Sebuah WARNET yang menggunakan satu buah saluran telepon untuk akses secara bersama lima (5) buah komputer maka sebetulnya biaya yang di tanggung setiap komputer-nya adalah Rp. 2000 / komputer / jam. Dengan tarif Rp. 5000 / komputer / jam sudah cukup lumayan untuk mengembalikan modal komputer tersebut dalam waktu satu tahun maupun menggaji operator WARNET tsb. Bayangkan jika sebuah WARNET dengan 40-100 komputer maka bisa dibayangkan berapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan tarif Rp. 5000 / jam tadi – oleh karena itu tidak aneh jika WARNET yang menggunakan banyak sekali komputer akan mampu untuk menekan biaya dengan murah sekali.

Apakah konsep WARNET ini terbatas pada WARNET yang kita kenal selama ini? Dalam sebuah ruangan beberapa buah komputer tersambung dalam sebuah LAN. Jawabnya sangat sederhana & singkat – TIDAK – konsep WARNET tidak di batasi pada pola sederhana seperti itu. Diskusi-diskusi banyak dilakukan di mailing list asosiasi-warnet@egroups.com.

Pada dasarnya dari sisi peralatan yang dibutuhkan adalah komputer yang tersambung dalam LAN, sebuah server yang bisa juga di ganti dengan peralatan Internet Sharing Server (ISS) agar memudahkan operator yang belum mengenal komputer yang tersambung ke peralatan telekomunikasi yang biasanya berupa modem dan telepon. Konsep ini bisa saja kita implementasikan di kantor-kantor, sekolah, madrasah, pesantren, lembaga penelitian, perguruan tinggi agar banyak orang dapat mengakses secara bersama-sama Internet dengan biaya murah. Semakin banyak orang yang bersama mengakses akan semakin murah biayanya. Di UNPAR biaya / mahasiswa adalah Rp. 4300 / bulan / mahasiswa. Di SMKN1 Ciamis untuk e-mail biaya per siswa adalah Rp. 1000 / siswa / bulan untuk akses e-mail.

Dari sisi peralatan dan metoda akses juga bisa sangat beragam sekali tergantung kebutuhan dan kejelian kita. Misalnya di beberapa tempat di Jakarta yang memiliki akses kabelvision, mereka dapat menggunakan cable modem kecepatan 64-300-an Kbps untuk akses Internet menggantikan telepon milik Telkom. Beberapa WARNET di Bandung, Surabaya, Jogya, Malang dll. yang tergabung pada Koperasi Warnet Indonesia (kowari@egroups.com) saat ini bahkan memasang stasiun bumi sendiri untuk akses Internet ke satelit internasional berkecepatan tinggi 1Mbps-an dan menggunakan microwave 2-11Mbps untuk di sebarkan ke WARNET & anggota lainnya. Sewa satelit internasional yang sekitar US$5000-an / bulan menjadi murah jika di bayar oleh 10-20-an WARNET secara bersama-sama. Beberapa teman & WARNET di Bogor sudah beberapa lama experimen menggunakan teknologi Digital Subscriber Line (DSL) pada kecepatan > 128Kbps menggunakan kabel telepon milik Telkom. Teman-teman dari Corexindo bahkan sekarang sudah mulai bereksperimen untuk menggunakan komunikasi cahaya infra merah berkecepatan tinggi 10Mbps untuk menggantikan peralatan microwave tsb. Dengan cara beramai-ramai menyewa satu saluran ini maka biaya komunikasi jarak jauh dapat di tekan habis-habisan.

Konsep WARNET yang biasanya dibatasi satu ruangan dengan beberapa komputer yang tersambung dalam LAN sebetulnya juga mulai di pertanyakan. Beberapa teman telah mengembangkan konsep yang lebih kompleks lagi misalnya menyambungkan sebuah Mall seperti Mall Ambassador & Mall Ratu Plaza yang sebagian besar tenant-nya mulai di sambungkan ke Internet. Jadi LAN yang digunakan tidak lagi terbatas pada satu ruangan tapi sudah satu gedung yang mereka sambungkan. Dari gedung tsb. biasanya menggunakan microwave 2Mbps atau untuk Mall Ratu Plaza rasanya menggunakan komunikasi cahaya infra merah kecepatan 10Mbps. Tentunya kompleks perkantoran terutama yang berupa gedung tinggi akan sangat di untungkan dengan konsep-konsep Internet Kampus Network ini dan beroperasi 24 jam. Biaya yang di tanggung para tenan ini dalam orde beberapa ratus ribu rupiah saja (sekitar Rp. 200-300.000 / bulan / tenan) untuk akses Internet 24 jam pada kecepatan akses lokal 2-10Mbps.

Beberapa teknologi kontroversial juga mulai di perkenalkan ke rekan-rekan terutama pengusaha WARNET untuk tidak membatasi diri-nya ke ruangan WARNET-nya tapi juga bisa menyambungkan tetangga-tetangga mereka untuk membentuk RT/RW-net. Beberapa teknologi bisa digunakan untuk membangun RT/RW-net ini. Salah satu yang cukup kontroversial adalah Home Phone Network (http://www.homepna.com) yang memungkinkan sambungan antar rumah dalam jarak 1000 kaki (sekitar 330 meter) menggunakan kabel telepon biasa pada kecepatan 1 s/d 10Mbps peralatan COMPEX yang rasanya mampu untuk kecepatan 10Mbps. Yang tidak kalah menarik adalah internet melalui kabel listrik / PLN, kecepatan yang bisa di capai biasanya sekitar 1 Mbps. Teknologi Internet kabel listrik ini cocok untuk kompleks perumahan, kompleks perkantoran yang masih dalam satu gardu / trafo PLN yang sama. Biasanya kabel PLN mempunyai tiga (3) fasa, untuk keperluan ini maka perumahan yang bisa kita sambung hanya yang menggunakan fasa yang sama saja.

Bagi WARNET / institusi yang berada di daerah yang sulit di jangkau oleh Telkom – sebetulnya kita masih bisa menggunakan teknologi radio paket kecepatan 1200-9600bps untuk pengiriman e-mail / berita berupa text.

Bukan mustahil kita bisa melihat banyak orang Indonesia berada di dunia maya dengan kemudahan & kemurahan akses Internet ini.

TelkomFlexi, Serigala Berbulu Domba?

Berita beredar di IITELMIT 2003, Telkom meluncurkan produk berjudul TelkomFelxi. Bagi pengguna telekomunikasi di Indonesia, benda ini menguntungkan karena pulsa-nya di set sama dengan pulsa telepon biasa (PSTN). Di tambah beberapa kemewahan yang tidak dimiliki oleh telepon biasa (PSTN), seperti kemampuan untuk mobile, untuk mengirim SMS maupun MMS. Lha terus, apa bedanya dengan selular? Mengapa pulsanya lebih murah?

Seperti diberitakan KOMPAS, 6 Feb 2003 “WLL-CDMA bisa ancam GSM” & KOMPAS, 26 Mei 2003 “Flexi masih terus tersendat-sendat”, benda tersebut menggunakan teknologi CDMA2000 1X yang pertama kali di deploy bulan Oktober 2000 di Korea. Berdasarkan definisi yang ada dari International Telecommunication Union (ITU), CDMA2000 merupakan keluarga teknologi 3G yaitu next generation mobile services (bukan fixed wireless services) yang dapat memberikan servis suara dan Internet & multimedia berkecepatan tinggi. Di seluruh dunia, pada hari ini ada sekitar 46 jaringan CDMA2000 1X dan 4 jaringan CDMA2000 1xEV-DO yang telah beroperasi secara komersial. Di samping 21 jaringan CDMA2000 1X dan 3 jaringan CDMA2000 1xEV-DO yang akan di operasikan tahun ini, termasuk TelkomFlexi.

Yang menarik untuk di cermati adalah; wajarkah jika benda ini di kategorikan non-selular / non-mobile? Cukup adilkah bagi industri selular lainnya di Indonesia? Atau mungkin regulator sedang di bodohi oleh operator, walaupun mungkin menguntungkan masyarakat tapi tidak menguntungkan industri?

Dari data yang diperoleh dari CDMA Development Group (http://www.cdg.org), hanya ada empat (4) operator CDMA di Indonesia, yaitu PT. Komselindo yang berbasis 2G IS-95A di Jakarta / Jawa Barat, PT Ratelindo 3G CDMA2000 1X untuk selular, PT Wireless Indonesia 3G CDMA2000 1X & 1xEV-DO untuk PCS di 1.9GHz di Jakarta, dan Telkom yang menggelar sebanyak enam (6) infrastruktur 3G CDMA2000 1X maupun 2G IS-95A.

Berdasar laporan CDG (http://www.cdg.org), tampaknya benda tersebut di gelar menggunakan vendor Samsung pada peralatan Mobile Service Switching Center Network (MSC), Base Station Controller (BSC) dan juga pada Base Transmitter Station (BTS) untuk di implementasi dalam jaringan selular CDMA2000 1X (bukan fixed wireless) pada band 800MHz di Jawa, Bali, Kalimantan & Sulawesi. Bedanya dengan teknologi GSM yang digunakan Satelindo, IM3, Telkomsel dll? Beda yang mendasar dengan GSM terletak pada teknik modulasi yang menggunakan Code Division Multiple Access (CDMA); sedang GSM menggunakan Time Division Multiple Access (TDMA), dan tentunya peralatan radio yang digunakan tergantung frekuensi yang di gunakan. Sisa peralatan yang digunakan pada prinsip-nya tidak berbeda jauh, karena jaringan GSM-pun menggunakan MSC, BSC dan BTS. Jadi bila kita bandingkan infrastruktur GSM dan CDMA2000 pada dasarnya keduanya jelas-jelas merupakan infrastruktur telekomunikasi bergerak (mobile) digital.

Herannya mengapa benda tersebut di klaim menjadi fixed wireless? Padahal jelas-jelas CDMA2000 1X adalah teknologi selular 3G, mempunyai fitur yang sama dengan selular GSM yang kita gunakan saat ini, seperti SMS, MMS dan kemampuan untuk mobile yang jelas-jelas terpampang di iklan benda tersebut.

Argumentasi bahwa benda tersebut mempunyai limited mobility, hanya mobile di sebuah wilayah terbatas pun sebetulnya aneh. Mengapa? Sebuah benda merupakan fixed wireless, jika dan hanya jika tidak berpindah Base Transmitter Station (BTS). Apapun yang dapat pindah BTS merupakan telekomunikasi mobile. Adakah contoh fixed wireless CDMA di Indonesia? Jelas ada. Tidak usah jauh-jauh, yaitu infrastruktur wireless internet yang menggunakan CDMA DSSS dengan protokol IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz & 5.8GHz yang di gunakan di WARNET, sekolah untuk akses internet murah yang sialnya sering di sweeping & di palak. Tapi jelas instalasi peralatan CDMA DSSS IEEE 802.11 tersebut benar-benar dibuat untuk fixed wireless dan tidak untuk berpindah-pindah Access Point (AP) pada kecepatan 11-54Mbps yang jauh lebih cepat daripada infrastruktur akses yang di gelar Telkom. Herannya, mengapa regulator bisa termakan argumentasi limited mobility?

Sialnya dengan berdalih limited mobility dan mengklaim fixed wireless, akhirnya benda tersebut dapat langsung melakukan interkoneksi percakapan pada tingkat sentral lokal, tanpa harus membayar interconnection fee dan dapat menentukan tarif seenaknya dengan tarif sambungan tetap (fixed line). Jelas saja akibatnya biaya pulsa menjadi murah. Bagaimana dengan selular yang biasa? Yang saya tahu, karena kebijakan yang ada mereka tidak mungkin melakukan interkoneksi percakapan langsung ke sentral lokal. Mereka hanya mungkin melakukan interkoneksi pada saluran backbone atau trunk jaringan Telkom, belum lagi di kenai interconnection free yang lumayan, belum lagi berbagai barrier lainnya yang dipasang dalam proses interkoneksi.

Saya berani bertaruh operator selular lain di Indonesia akan dengan senang hati melakukan interkoneksi ke sentral lokal, tidak harus membayar interconnection fee, dapat memberikan pulsa lokal. Tidak seperti sekarang sudah tidak di ijinkan melakukan terkoneksi tersebut ditambah di kenai persaingan yang tidak sehat pula. Padahal jika di ijinkan maka pulsa selular jelas akan menjadi murah, akibatnya pelanggan selular pun akan happy. Tampaknya sebuah ketidak adilan dalam industri telekomunikasi sedang terjadi di Indonesia.

Distorsi industri telekomunikasi bakalan lebih parah lagi jika pengembangan CDMA2000 1x Evolution Data Only (Ev-DO) di kembangkan ke arah All-IP network atau Internet yang akan di kenal sebagai teknologi selular 4G. Bahkan bulan April 2003 lalu, Ericsson melaporkan telah berhasil mengintegrasikan CDMA2000 dengan wireless Internet WiFi di frekuensi 2.4GHz & 5.8GHz bersama China Unicom di Jiangsu, Anhui, Sichuan, Yunnan dll. Artinya CDMA2000 juga berpotensi untuk menghancurkan tatanan industri Internet Servis Provider (ISP) di Indonesia.

Jelas semua perubahan ini merupakan tantangan bagi Agum & Djamhari beserta jajarannya, kearifan mereka di uji untuk menentukan arah industri telekomunikasi Indonesia agar tidak di dikte & tidak di permainkan oleh sebuah operator besar. Naga-naga-nya UU 36/1999 perlu di revisi lagi. Kegagalan menentukan kebijakan akan menentukan nasib Agum & Djamhari sesudah 2004. Semoga mereka di beri kekuatan & rahmat-Nya. Amin.

(Dikutip dari library nya Mr Onno Purbo)

Selasa, 11 Desember 2007

Daftar Distro Linux Indonesia

Perkembangan sistem operasi Linux di Indonesia, terutama sejak milenium baru banyak melahirkan distro-distro
berbahasa Indonesia, atau setidaknya distro Linux 'buatan' komunitas IT Indonesia. Untuk diagram sejarah
perkembangan asal-usul distro GNU/Linux Indonesia, bisa dilihat di situsnya Mas Made. Berikut ini daftar distro Linux
Indonesia yang sempat dirilis (beberapa link mungkin down):


- Trustix Merdeka, merupakan sebuah distribusi Linux untuk desktop dengan mengambil basis Trustix Secure Linux.
Dengan penekanan pada security, paket-paket aplikasi yang disertakan di dalam Trustix Merdeka merupakan paket
pilihan, dengan auditing yang cukup ketat untuk setiap sumber yang disertakan. Distribusi Made in Indonesia ini
bertujuan lebih dari sekedar distro Linux saja. Ditargetkan menjadi jalur komunikasi masyarakat Linux dan IT. Bahasa
Indonesia yang digunakan dapat dikatakan sebagai faktor pemersatu. Trustix Merdeka terhenti pengembangannya sejak
Maret 2003.

- Bijax, adalah sistem Linux sendiri yang dikembangkan pada mulanya berdasarkan linuxfromscratch. Bijax dapat dibuat
untuk promosi linux, bisa juga digunakan bagi yang mau kenal linux, tapi enggak mau install, distro ini tidak mendukung
jaringan.

- WinBI, adalah perangkat lunak yang berisikan aplikasi umum berbahasa Indonesia. Dengan Software RI diharapkan
mengejar ketertinggalan adopsi teknologi komputer secara luas di masyarakat, selain itu dimungkinkan untuk digunakan
pembelajaran bahasa asing dalam teknologi komputer.


Hal ini dimungkinkan dengan tersedianya alternatif penggantian bahasa yang digunakan dalam Software RI ini. Software
RI juga disebarluaskan untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan komputer pada masyarakat pada umumnya
selain sebagai piranti pelatihan yang murah, handal dan legal. Dengan demikian diharapkan maka masyarakat Indonesia
akan banyak menggunakan komputer tanpa keraguan dan kendala bahasa.

- Rimbalinux, dilatarbelakangi minimnya distro buatan Indonesia, minimnya semangat kerjasama dalam komunitas Linux
Indonesia, dan belum ada distro yang mewakili identitas Indonesia, maka distro Rimbalinux dibuat sebagai distro Linux
desktop ringan yang bisa dikembangkan (expandable lightweight linux desktop distribution).

- TrustCafe, adalah distribusi Linux yang dibuat oleh ATLANTIS INDONESIA bagi yang ingin membuat Warung/Kafe
Internet, namun tidak mau dipusingkan dengan Sistem Operasi. Sistem ini ini memiliki modul billing sistem yang
terintegrasi dengan TrustCafe. Distro ini menjadi bonus majalah InfoLinux edisi November 2002

- ROSe, sebuah distro turunan Knoppix yang di-remaster dengan aplikasi khusus oleh RAB Indonesia. Terdapat dua
edisi yang sempat beredar, yaitu edisi Game (dipaket bersama Buku Mini InfoLinux edisi Game), dan edisi Kasir/PoS
(bonus majalah InfoLinux edisi Maret 2004).

- LinuxSehat, merupakan sebuah program komunikasi (kampanye) penggenalan Linux bagi para pemula, merupakan
repackaging dari Knoppix, yang dibagokan secara gratis untuk menyambut pemberlakuan UU Hak Cipta tahun 2003.

- Komura adalah sistem jaringan server dan klien yang lebih murah karena sudah disertai sistem operasi tersendiri.
Komura sudah memiliki cukup banyak aplikasi untuk penggunaan internet, perkantoran hingga game. Pengguna
komputer tinggal menyesuaikan pilihan aplikasi dengan kapasitas hard disk yang dimilikinya. Distro ini menjadi bonus
majalah InfoLinux edisi Januari 2004.

- De2 (Debian Depok), link susah diakses, lihat De2.UI di bawah.

- DeAl (Debian Alternatif), lihat De2.UI di bawah.

- De2.UI Debian Depok U-buntu I-untung, terdiri dari sepasang berkas ISO Image. Pertama; berkas ISO instaler turunan
UBUNTU Linux. Kedua; kumpulan paket-paket campur-sari terakhir dari Debian, Ubuntu, dan lain-lain. Distro ini
biasanya diperbaharui (update) setiap akhir pekan.

- BlankOn 1.0, distro Linux berbasis Fedora Core yang dikembangkan oleh Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI).
Tujuan pengembangan BlankOn Linux adalah menghasilkan distro Linux yang sesuai dengan kebutuhan pengguna
komputer umum di Indonesia. Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI) bekerja sama dengan UNESCO dan
komunitas Linux lainnya telah mengembangkan BlankOn Linux 1.0 ini menjadi sistem operasi yang lengkap berbasis
http://prayudi.freecoolsite.com - ad-12 Labs Powered by Mambo Generated: 5 December, 2007, 06:54
Fedora Core 3 yang memanfaatkan software open source.


Versi 2 berbasis Ubuntu dan dikembangkan bersama Komunitas Ubuntu Indonesia.

- InulLinux, sebuah distro berbasis MoviX, live CD yang akan langsung menjalankan MPlayer setelah booting, khusus
edisi ini menampilkan video klipnya Inul bergoyang ngebor....(!)

- DollyLinux, distro berbasis Fedora Core (info diperoleh dari situs Mas Made di atas, info lebih lanjut belum ditemukan)

- Xnuxer, XNUXER LINUX dibangun di atas core Debian Sarge 3.1 dimana file binary diambil dari KNOPPIX 3.9.
Menurut sejarah perkembangan asal-usul distro GNU/Linux di Indonesia, ada tiga versi Xnuxer, yaitu: versi disket
(turunan dari Trustix Secure Linux), versi live (turunan dari Knoppix/Debian), dan versi install (turunan dari Slackware).


Konsep/ide yang di aplikasikan di XNUXER LINUX adalah membuat linux bisa digunakan dengan mudah oleh end-user
dengan memaksimalkan/mempercantik penampilan KDE tanpa mengurangi performance sehingga kalau Anda melihat
tampilan KDE XNUXER LINUX sangat berbeda dengan tampilan KDE yang umum.


Sebagian besar file binary yang ada di XNUXER LINUX di ambil dari KNOPPIX 3.9 (Knopper) yang sudah di customize.

- Waroeng IGOS, diprakarsai oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kementerian Riset dan
Teknologi, Departemen Komunikasi dan Informatika, Asosiasi Warnet Indonesia, Pasifik Satelit Nusantara dan
Universitas Gunadarma.


Aplikasi 'Waroeng IGOS' mencakup kebutuhan aplikasi warnet 1 server untuk 3-10 klien, PC desktop, aplikasi office,
web browser, mail server serta manajemen dokumentasi. Khusus untuk aplikasi office, dikembangkan oleh Institut
Teknologi Bandung.



WaroengIGOS terdiri atas 3 CD: Server (install) yang berbasis Fedora, Server (live), dan Client (live) yang berbasis
Knoppix.

- IGOS Desktop, Jakarta, 6 Agustus 2005



IGOS SISTEM DESKTOP NASIONAL lahir dari kreativitas anak bangsa sebagai penjabaran dari deklarasi IGOS
(Indonesia, Go Open Source!) pada tanggal 30 juni 2004 oleh :



- Menteri Riset dan Teknologi,

- Menteri Komunikasi dan Informasi,

- Menteri Kehakiman dan HAM,

- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara serta

- Menteri Pendidikan Nasional



IGOS DESKTOP adalah sebuah brand software berbasis Open Source yang diluncurkan hari ini oleh Konsorsium
“IPTEKNET, LIPI dan PT INTI untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan adanya product Open Source yang
siap-pakai sebagai alternatif untuk desktop productivity, serta mendukung upaya pemerintah dalam penggunaan
software legal di seluruh lapisan masyarakat.



IGOS DESKTOP ini merupakan aplikasi lengkap untuk Desktop yang telah mengintegrasikan Operating System, Office
productivity, Email Client, Instant Messaging Client, Browser dan Development Tool.



- Diskotix, merupakan distro Linux mini yang muat dalam 1 (satu) Floppy Disk 1,44 MB lengkap dengan aplikasi editor
teks, spreadsheet, kalkulator, game, dan utility. Antarmukanya menggunakan menu, tanpa harus login. Diskotix berisi:
kernel Linux 2.2, editor E3 (mirip WordStar), spreadsheet SC, game Tetris, Snake, dan Gomoku, Ash shell, Busybox,
dan utility fdisk dan mkdosfs. Tersedia juga antarmuka command-line.

- SLAMPP, merupakan distro yang dapat digunakan sebagai live CD atau instalasi, untuk membuat sebuah server
dengan cepat. Dengan catchphrase "Simple Solution for Home Server", distro ini berbasis SLAX, sebuah distro live CD
http://prayudi.freecoolsite.com - ad-12 Labs Powered by Mambo Generated: 5 December, 2007, 06:54
berbasis Slackware.




- Pinux, atau POinter Linux, sebuah distro berbasis RedHat 9 yang dikembangkan oleh Warnet Pointer Semarang,
untuk mengganti sistem operasi di warnet akibat penyitaan komputer bersistem operasi Windows.

- Linux Ampera, adalah distro Linux yang dikembangkan oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan bekerja sama
dengan Digital Kreasi. Tujuan pembuatan linux ampera ini adalah untuk memperkenalkan apa dan bagaimana linux itu.
CD Linux Ampera 2 ini di-remaster dari distribusi linux Knoppix dengan penambahan/pengurangan aplikasinya, serta
dibuat bernuansa Ampera.

- Pazia Linux (d.h. PacerLinux), Asosiasi Perusahaan Komputer Indonesia (Apkomindo) memiliki cita-cita besar, yaitu
memperluas pengguna sistem operasi open source di Indonesia. Ini kaitannya pada daya beli masyarakat Indonesia
yang dianggap belum cukup kuat. Untuk inisiasi awal program Open Source Movement (OSM) tersebut, Pazia, salah
satu distributor Acer untuk produk notebook Aspire dan Ferrari, menjadi sponsornya.

- IGOS Nusantara 2006 adalah aplikasi desktop yang merupakan distro Linux berbasis Fedora Core 5, dengan
kemampuan untuk membuat/mengedit dokumen, database, spreadsheet, file grafis, maupun akses internet, chatting dan
e-mail.




Aplikasi yang terinstall dalam IGOS Nusantara 2006 antara lain : sistem operasi (Linux), aplikasi perkantoran (OpenOffice
2.0.2), Web Browser (FireFox), E-mail Client (Evolution); Chatting (GAIM), pengolahan grafis (GIMP)




- PC Linux Fiesta merupakan salah satu solusi aplikasi desktop yang berbasis PC Linux untuk memenuhi kebutuhan
akan pengguna pemula yang menginginkan OSS 'user friendly'. Dikembangkan oleh pengembang lokal atas inisiatifnya
untuk mendukung Program IGOS. Distro ini dapat diperoleh dengan bebas dengan lisensi GPL.

- CHIPLux, distro live DVD berbasis PC Linux, yang berbasis PCLinuxOS yang didistribusikan majalah CHIP Indonesia
sebagai bonus edisi September 2006.

- Kuliax, Kuliax 6.0 adalah distribusi sistem GNU/Linux untuk pendidikan di

Universitas, khususnya Program Studi Teknologi Informasi atau yang berhubungan seperti Teknik Elektro (TE)
konsentrasi Sistem Komputer dan Informatika, Teknik Informatika (TF), Ilmu Komputer (IK), dan lain-lain. Walaupun
begitu, distro ini dapat pula digunakan pada

Program Studi/Jurusan lain yang membutuhkan perangkat lunak untuk melakukan komputasi

seperti Statistik dengan R-base, Pemodelan dengan Octave, dan lain-lain. Versi ini merupakan hasil usaha survei yang
cukup mendalam dan penyesuaian dengan kurikulum/silabus Program Studi Teknologi Informasi.



Kuliax 6.0 merupakan implementasi pertama dari rencana Kuliax Project, sebuah proyek untuk membawa Linux dan
Perangkat Lunak Bebas dan Open Source (PLBOS) ke dunia pendidikan di Universitas. Diharapkan distro ini bisa
menjadi dasar bagi pengembangan-pengembangan selanjutnya baik teknis seperti distro untuk tiap Program
Studi/Jurusan atau aplikasi

pendidikan, dan non teknis seperti pembuatan dokumentasi, pameran, seminar, workshop, dst.



Kuliax berbentuk live CD berbasis Debian Unstable/Testing dan Knoppix yang diarahkan ke penggunaan Linux Desktop.
Kuliax berisi aplikasi lengkap yang umum digunakan: perkantoran,

multimedia, produktivitas, perkakas, aplikasi yang digunakan di dunia pendidikan khususnya TI/TE/TF/IK, aplikasi dan
sistem yang disesuaikan dengan silabus/kurikulum (TI).



- Depdiknux, DEPDIKnux adalah distro linux yang di kembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yang berfungsi
sebagai fasilitas untuk menyukseskan program Jaringan Pendidikan Nasional

DEPDIKnux di-develop / di-remaster dari Linux Debian dengan installer knoppix oleh saudara Hafidz salah seorang
Mahasiswa STBA Bandung.

http://prayudi.freecoolsite.com - ad-12 Labs Powered by Mambo Generated: 5 December, 2007, 06:54


Distro ini adalah turunan KNOPPIX-4.0.2 yang telah di buat ulang untuk keperluan JARDIKNAS.

Kami menyiapkan distro ini untuk :

- ICT gateway

- ICT Bandwidth Monitoring and management



Fitur depdiknux-setup

- menggunakan shell (dialog) yang user friendly

- support tambah/kurang user, tambah/kurang group, set ipaddress, set webserver, start/stop mysql server, start/stop
ssh server, start/stop ntop, whowatch, iptraf, nload, services, masquerading umum, dhcp-server.

- LiGOS AWALIi, Distro AWALI merupakan turunan Slackware yg telah dicustomisasi sedemikian rupa sehingga
diharapkan pengguna awam pun tidak akan sulit untuk menginstall distro ini (Proses instalasi menggunakan bahasa
Indonesia). LiGOS sendiri adalah grand project yang nantinya diharapkan dapat mencakup semua kebutuhan migrasi,
tidak hanya untuk warneter saja melainkan instansi, perusahaan maupun profesional.



Secara umum paket yang digunakan distro ini adalah sebagai berikut:

- Kernel 2.6.18.1

- Xorg 7.1.1

- OpenOffice 2.10

- Gimpshop 2.2.11

- Firefox 2.0

- Gaim 2.0beta5

- GyachImproved 1.0.5

- Adobe Acrobat 7.08



- ZenCafe, adalah kelanjutan dari LiGOS, dan merupakan subproject dari distro ZenWalk. Tidak jauh berbeda dengan
“orang tuanya”, Zencafe dianjurkan untuk digunakan di komputer kelas bawah. Idealnya Pentium II dengan RAM 128.
Menggunakan window manager XFCE, hampir mirip Gnome, hanya saja lebih ringan dan kurang begitu canggih.

- Sindos (Sistem Operasi Indonesia), merupakan sistem operasi berbasis Debian GNU/Linux yang memusatkan diri
untuk penggunaan sehari-hari.

Sindos dirancang untuk Anda yang terbiasa menggunakan Win XP dan ingin merasakan keandalan sistem operasi
GNU/Linux.

Sindos menggunakan Kernel 2.6.17-11 dengan desktop KDE 3.5.6 serta Openoffice 2.1 untuk tugas perkantoran dan
perangkat lunak GNU/Linux lainnya yang menunjang kegiatan Anda sehari-hari.

- targeT GNU/Linux (selanjutnya disebut targeT Linux) adalah distribusi linux yang sesuai namanya dikhususkan
sebagai “target/sasaran” hacking. Distro Linux ini dapat dijalankan langsung dari CDROM / Live CD maupun dari USB
Disk / Live USB. Komputer yang menjalankan distro ini nantinya akan berperan sebagai server target alias server
“korban”. Target dan korban disini maksudnya sebagai server yang menjalankan service-service yang diketahui memiliki
bug, cacat alias kelemahan didalam sistemnya. Kelemahan - kelemahan inilah yang nantinya digunakan oleh client /
attacker untuk “menguasai” server targeT. Distro ini merupakan turunan dari Slackware 11, dan dibuat dengan
menggunakan script dari linux-live.org. Script yang sama digunakan untuk membangun distro Backtrack.

- Dewalinux, merupakan Distribusi Linux hasil re-master dari distro Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon, yang dikemas lebih “user
friendly” sehingga memudahkan untuk pengguna baru Linux yang telah terbiasa dengan #indows. Selain edisi umum,
Dewalinux juga dikembangkan untuk kebutuhan-kebutuhan khusus:

http://prayudi.freecoolsite.com - ad-12 Labs Powered by Mambo Generated: 5 December, 2007, 06:54


- Dewalinux Edisi Exclusive : dibuat dengan kemasan khas Pemesan, dengan logo, slogan, visi/misi organisasi, dsb.

- Dewalinux Edisi Warnet : dibuat dengan fitur-fitur sesuai kebutuhan operasional warnet, termasuk billing system, dan
aplikasi-aplikasi yang umum digunakan oleh warnet.

- Linux GSI adalah sebuah sistem operasi yang berbasiskan Linux dan dibangun atas aplikasi yang bersifat Open
Source, yang digunakan sebagai perangkat di lingkungan pemerintah dalam menerapkan GSI (Government Secured
Intranet) atau Jaringan Komunikasi Pemerintah Tertutup.



Linux GSI berisi aplikasi-aplikasi GSI sehingga memungkinkan pengguna atau pelanggan GSI bisa langung terhubung
ke jaringan GSI. Aplikasi tersebut antara lain VPN, VoIP, SIAS, SMS Gateway, dan aplikasi tambahan lainnya seperti
OpenOffice, GAIM, GIMP, Firefox, Evolution, Minbar (Aplikasi pengingat shalat), Zekr (Aplikasi pembelajaran Al-Qur'an).